Rental Mobil Medan Pro Rental Mobil Medan Pro Rental Mobil Medan Pro Pulau weh | <!--Can't find substitution for tag [blog.Title]--> Rental Mobil Medan Pro Rental Mobil Medan Pro: Pulau weh

Pulau weh

Indahnya INDONESIAKU

 Pulau Weh merupakan bagian terbesar Kota Sabang dari pulau-pulau kecil lainnya di Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam. Pulau paling ujung barat Indonesia ini menawarkan eksotisme wisata bahari yang tak kalah dengan tempat-tempat lainnya di Indonesia. Namun, minimnya informasi membuat wisatawan ragu untuk mengeksplorasi keindahan alam di sana.

Selain Raja Ampat yang terkenal di timur Indonesia, perairan tempat bertemunya Samudera Hindia dengan Laut Andaman ini memiliki kondisi ekosistem yang sempurna untuk berbagai spesies makhluk laut. Terdapat 3000 spesies terumbu karang yang berada di dasar perairannya. Keceriaan taman laut Pulau Weh juga dipersembahkan oleh manta rays, whale shark, lumba-lumba, dan penyu yang berenang kesana kemari dengan bebas. Dari 18 situs selam yang dimiliki pulau ini, tidak ada satupun yang memiliki review buruk. Tersedia banyak dive operator handal yang akan membuat diving trip kamu semakin sempurna. Pantai Gapang, Rubiah, dan Iboih adalah spot-spot yang harus kamu datangi untuk mengagumi cantiknya underwater garden Pulau Weh. Shipwreck dan gelembung udara bawah air hanyalah dua dari sekian banyak alasan untuk diving di pulau Weh!


Daya tarik Weh tidak berhenti di situs selamnya. Panorama danau-danau yang asri juga turut menghiasi area nol kilometer nusantara ini. Danau Aneuk Laot, Paya Senara, Paya Kerieng, Peutapen dan Paya Seumasi adalah danau-danau yang menjadi langganan destinasi wisata turis lokal dan internasional. Walaupun seluruh danau tersebut memiliki pemandangan yang bagus, Danau Aneuk Laot yang terletak di tengah kota Sabang masih menjadi danau favorit wisatawan. Danau air tawar berukuran 30 hektar ini selalu memenuhi kebutuhan air penduduk setempat walaupun lokasi pulau Weh “terkepung” oleh laut. Di danau ini, kamu dapat melihat sunset view terbaik Pulau Weh dengan dilatarbelakangi pemandangan laut Sabang.



Panorama Danau Aneuk Laot

                                            


Jika mengingat kembali sejarahnya, Pulau Weh memiliki catatan masa lalu yang tidak sedikit. Pada masa kolonial Belanda, pelabuhan Sabang menjadi salah satu dari pelabuhan tersibuk di Hindia Belanda. Letaknya yang berada di pintu masuk Selat Malaka membuat nama Sabang terkenal di kancah perdagangan rempah-rempah era kolonial. Untuk mengamankan pelabuhan, Belanda kemudian membangun benteng-benteng yang sebagian masih dapat kamu lihat hingga saat ini. Selepas masa penjajahan Belanda berakhir, giliran Jepang yang meninggalkan jejak. Pada tahun 1942 Jepang menyerbu Pulau Weh dan menjadikan pantai-pantainya sebagai lokasi benteng pertahanan utama.

Wisata sejarah kamu tidak akan membosankan dengan benteng-benteng tua Belanda, prasasti, hingga gua peninggalan Jepang yang tersebar di pulau ini. Tugu nol kilometer juga harus masuk dalam itinerary kamu. Monumen yang menjadi simbol perekat nusantara ini terletak di kawasan asri Hutan Wisata Sabang. Sebagai bukti bahwa kamu pernah berdiri di titik nol kilometer Indonesia, jangan lupa meminta sertifikat kepada agen perjalanan ya!





Pulau weh
Serasinya Mie Jalak dan Kopi Aceh
Tidak lengkap rasanya jalan-jalan tanpa wisata kuliner. Di Pulau Weh, makanan wajib yang harus kamu cicipi adalah Mie Jalak yang berada di Jalan Perdagangan. Rasa mie jalak terasa istimewa karena mie-nya dibuat langsung oleh sang penjual. Resep turun temurun handmade noodle yang dipadu dengan kuah bening dan taburan potongan ikan berbentuk dadu telah menjadi favorit wisatawan dan penduduk lokal sejak lama. Aroma rempah dan rasa pedas Mie Jalak dapat kamu nikmati dengan hanya mengeluarkan uang sebesar Rp. 10.000 saja. Setelah puas menyantap Mie Jalak, aroma Kopi Gayo akan menyempurnakan Aceh culinary experience kamu. Aroma harum dan cita rasa internasional kopi arabika ini dihasilkan langsung dari perkebunan rakyat Aceh yang ramah lingkungan lho! Selain mie dan kopi, Sabang juga punya sate gurita. Satwa ini memang bukan hewan yang langka di perairan Sabang, namun diperlukan teknik khusus dalam mengolahnya agar daging tidak terlalu kenyal. Sate gurita sangat nikmat disantap malam hari dengan nasi panas. Mau disajikan dengan bumbu kacang atau padang, the choice is yours

Meskipun berstatus kota paling ujung barat di Indonesia, akses menuju pulau tersebut tidak lah sulit. Dari pelabuhan di Kota Banda Aceh, terdapat dua jenis kapal yang biasa mengangkut orang atau barang untuk menyeberang, kapal cepat dan kapal lambat.
Kapal Cepat




Kapal cepat memiliki dua buah, satu berangkat dari Banda Aceh, sementara satunya lagi berangkat dari Pulau Weh. Waktu keberangkatan pun hanya dua kali tiap harinya, pagi pukul 08.00 WIB dan sore pukul 16.00 WIB dengan harga Rp 65.000 per kepala.

 Kapal Lambat

Untuk kapal lambat, penyeberangan dari Banda Aceh ke Pulau Weh juga ada setiap hari. Hari Senin, Selasa, dan Kamis pukul 13.00 kecuali Jumat pukul 14.00, sementara hari Rabu, Sabtu dan Minggu pukul 11.00 dan pukul 16.00.

Di penghujung wisata Aceh kamu, sempatkan untuk membeli souvenir di Jalan Perdagangan, Sabang. Di sana banyak dijual cinderamata dari batok kelapa hasil kerajinan tangan masyarakat Desa Ie Meulee-Ujung Kareung. Beragam kudapan seperti kue kara, sepet kue, dodol, dan peuajoh Aceh juga dapat dijadikan oleh-oleh untuk kamu bawa pulang.

image : holidayindonesia.com , theguardian.com
 

Parapat-Samosir Hotel

Samosir Villa & Resort

Medan Hotel

Garuda Plaza

Brastagi Hotel

Grand Mutiara